Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Definisi konflik:
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
2. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
Suatu kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masing memiliki keinginan, kepentingan dan tujuan sendiri-sendiri dan setiap individupun memiliki keinginan yang berbeda-beda. Namun secara universal setiap individu mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi agar individu tersebut mampu bertahan hidup dan berkembang biak (kebutuhan akan pangan, sandang, tempat tinggal dan seks) disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan sosial (kebutuhan akan dicintai dan mencintai, berbagi, bekerja sama, berkuasa, bersenang-senang) dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
ketika menemukan tujuan yang saling bertentangan, maka orang atau kelompok akan saling bersaing (kompetisi). Disinilah terjadi konflik ketika tindakan seseorang atau kelompok dalam rangka berusaha mencapai tujuannya terhalang atau menghalangi, terhambat atau menghambat, menentang atau ditentang, mengganggu atau terganggu, menggagalkan atau digagalkan oleh tindakan orang atau kelompok lain yang juga sedang berusaha untuk memenuhi kebutuhan, keinginan atau mencapai tujuannya. Misalnya konflik yang terjadi antara polisi dengan demonstran yang ingin masuk ke gedung DPR/MPR, dimana tujuan mahasiswa adalah untuk berorasi di dalam gedung DPR sedangkan tujuan polisi adalah menjaga gedung DPR. Atau konflik yang terjadi antara sesama calon kepala daerah yang bersaing untuk terpilih.
Meskipun banyak kendala dan tidak mudahnya mengatasi konflik antar individu ataupun antar kelompok yang dikarenakan banyaknya faktor yang mendasari (naluri agresif yang disublimasikan kedalam permusuhan terhadap out group, ketaatan kepada pimpinan, motivasi untuk berkuasa dan memperoleh kekayaan, kekeraskepalaan, kemarahan, dan perilaku-perilaku yang terkait dengan jenis kelamin) namun bukan berarti seseorang atau kelompok yang sedang bertikai tidak dapat didamaikan. Dalam eksperimennya Sherif membuktikan bahwa ada faktor-faktor yang dapat memperbaiki hubungan antara dua kelompok, yaitu; 1) Musuh bersama, dimana dua kelompok yang bertikai menciptakan musuh bersama sehingga mereka yang tadinya bertikai akan bekerja sama mengatasi ancama dari musuh yang mereka ciptakan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar